RUMAH KU

RUMAH KU

Senin, 21 Oktober 2013

JADIKAN KAMI EKOWISATA





Pemanfaatan pantai bermula saat beberapa program pengembangan wilayah lingkar tambang yang dijalankan perusahaan tambang yang sekarang beroprasi di Kabupaten Sumbawa Barat tepatnya di daerah Kecamatan Maluk mulain membuka dan membangun sarana dan prasarana wisata pada lokasi pantai yang selama ini belum terjamah penataan dan pengembangan. Umumnya pantai-pantai di wilayah Kecamatan Maluk belum dikelola maksimal. Pantai pantai yang seperti inilah yang bisa menjamin dan layak di jadikan obyek wisata.

Wisata pantai umumnya hanya sebatas menikmati keindahan alam, mandi, surfing dan kegiatan lain yang bersifat konvensional. Hal ini tak lepas dari bagaimana sebuah obyek wisata itu di kembangkan, pemanfaatan obyek wisata pantai biasanya di titik beratkan pada pengembangan amenitas, seperti pembangunan hotal dan sarana lain, Hal ini di rasa kurang begitu memberikan nilai lebih pada suatu obyek wisata pantai, serta pengembangan fasilitas terkadang mamberi dampak buruk dan merusak ekosistim dan keasrian pantai itu sendiri.


Sumbawa Barat merupakan kabupaten dengan kekayaan alam yang sangat melimpah, mulai dari sektor pertambangan, pertanian yang subur serta pariwisata. Secara geografis alam Sumbawa Barat memiliki iklim tropis. Keberagaman hayati daratan dan laut yan terbentang sangat luas menjadikan Sumbawa Barat sebagai Kabupaten tujuan wisata yang cukup potensial.

Sumbawa Barat memiliki garis pantai yang cukup panjang. Dengan garis pantai yang panjang tentu saja Sumbawa Barat memiliki potensi wisata pantai dan laut yang cukup banyak. Selain itu keberagaman kenampakan dan hayati setiap pantai pun beragam, serta budaya di sekitar pantai pun berbeda pula, semua itu menambah kekayaan Kabupaten Sumbawa Barat di bidang pariwisata.


Seperti di beberapa obyek wisata pantai misalnya di Bali pembangunan hotel yang secara terus menerus berakibat pada menurunnya nilai eksotisme wisata pantai itu sendiri. Selain itu dampak dari munculnya hotel-hotel baru akan mengakibatkan persaingan harga yang tidak sehat, dengan harga yang lebih murah memang akan memacu para wisatawan datang ke Pantai Maluk Sumbawa Barat,

Pentingnya pengembangan obyek wisata pantai akan berpengaruh pada keberlanjutan obyek wisata pantai tersebut. Dalam kosep pariwisata berkelanjutan harus memenuhi syarat ekonomi, sosial dan budaya, dan lingkungan itu sendiri. Dengan kosep keberlanjutan ini ekowisata bisa di jadikan acuan dalam pengembangan suatu obyek wisata pantai.


Dalam pengembagnan obyek wisata pantai yang mengacu pada ekowisata, pada dasarnya wisatawan di ajak untuk menikmati keindahan alam pantai dan laut sembari melakukan tindakan konservasi terhadap ekosistem dan alam di sekitar obyek wisata. Ekowisata akan memberikan wisatawan berbagai opsi atraksi wisata, tidak hanya sekedar atraksi wisata konvensional seperti berenang, berjemur, berfoto dan lain sebagainya. Akan tetapi juga menambah wawasan wisatawan karena pembelajaran terhadap alam juga menjadi atrakasi tersendiri di konsep ini.




Penerapan konsep ekowisata dalam pengembangan wisata pantai memberikan opsi lebih atau atraksi wisata lain bagi wisatawan. Tentunya ekowisata membutuhkan peran aktif dari wisatawan itu sendiri. Pada dasarnya semakin banyak atraksi wisata dalam sebuah obyek wisata akan berdampak pada semakin menariknya suatu daerah pariwisata.


Kegiatan korsevatif yang di maksud dalam ekowisata adalah turut menjaga keasrian alam obyek wisata pantai, tidak membuang sampah secara sembarangan dan hanya meninggalkan jejak pada setiap perjalanan juga menjadi dasar dari ekowisata. Dalam perkembangan dunia pariwisata pergeseran paradigma dari mass tourism ke individu atau kelompok kecil dangat berpengaruh pada keberlanjutan ekowisata dan pelestarian ekologi suatu wisata alam. Dengan pergeseran paradigma pariwisata ini akan berimplikasi pada wisatawan itu sendiri, tantunya dengan kesadaran konservatif dalam menikamti suatu obyek wisata pantai akan meningkatkan kualitas dari wisatawan itu sendiri.


Dalam konsep ekowisata, pelibatan secara aktif masyrakat sosial budaya sekitar juga perlu di perhatikan. Pada dasarnya masyarakat sekitar merupakan subyek yang paling paham tentang keadaan alam obyek wisata. Mereka sudah tinggal lama dan mampu beradaptasi dengan baik, yang secara tidak langsung mereka tahu bagai mana menjaga lingkungan sekitar mereka. Adanya kesinergisan antara alam dan penduduk sekitar melahirkan kearifan lokal yang merupakan produk dari dialektika masyarakat sekitar dengan alam yang mereka pijak, simbiosis mutualisme inilah yang menjadikan mereka mengerti bagaimana menjaga dan merawat alam mereka.


Budaya yang di miliki masyarakat sekitar akan menambah daya tarik wisata, para wisatawan yang di dorong untuk berbaur dengan masayarakat sekitar akan memberikan kesan berbeda bagi
perjalanan mereka. Pemanfaatan rumah-rumah warga sebagai hunian, penyediaan makan yang di kelola oleh masyarakat dan juga cindera mata hasil olahan masyarakat sekitar tentunya akan menambah pengahasilan masyarakat itu sendiri tentunya atau kata lain akan meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat sekitar.

Tentunya pengembangan ekowisata pantai tidak bisa di terapkan di semua pantai di Sumbawa Barat, Karena karakteristik pantai yang berbeda dan kebutuhan wisatawan yang berbeda pula serta
kesadaran masyarkat sekitar pantai tentang ekowisata kadang menjadi penghambat pengembangan ekowisata. Dan tentunya motivasi wisatawan, ketersediaan atraksi wisata di pantai, serta amenitas di sebuah obyek wisata akan mempengaruhi kegiatan wisata di suatu obyek wisata itu sendiri. Akan tetapi ekowisata bisa menjadi acuan pengembangan pantai di kawasan Kecamatan Maluk Sumbawa Barat tepatnya dilokasi pantai pasir putih Maluk Sumbawa Barat.








































Selasa, 08 Oktober 2013

17081945

Upacara Bendera Mengapung di Air

DIRGAHAYU REPUBLIK KU INDONESIA



SUSUNAN ACARA


Lokasi Upacara Bendera Pantai Maluk
SEBELUM PELAKSANAAN UPACARA BENDERA, SEMUA PESERTA MELAKSANAKAN KEGIATAN BERSIH PANTAI, TANGGAL, WAKTU, DAN TEMPAT
1. Tanggal : 17 AGUSTUS 2013.
2. Waktu : Pukul 07.00 WIB s.d. 09.00 WIB.
3. Tempat : Pantai Maluk.
DILANJUTKAN DNG PELAKSANAAN UPACARA BENDERA TANGGAL, WAKTU, DAN TEMPAT
1. Tanggal : 17 AGUSTUS 2013.
2. Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d. selesai.
3. Tempat : Pantai Maluk.
PELAKSANAAN UPACARA DI DALAM PANTAI MALUK

UNTUK SORE HARI DILANJUTKAN DNG KEGIATAN BERSIH PANTAI DAN PEMULIHAN BERKALA TERUMBU KARANG DI PANTAI MALUK

MENGIBARKAN BENDERA MERAH PUTIH 5 (Lima) HARI BERTURUT-TURUT mulai

tanggal 17 s.d. 22 Agustus 2013.

Upacara Pengibaran Bendera 17 Agustus 2013 (MSSC)

Semua rangkaian acara tersusun dengan rapi, MSSC (Maluk Surfing Skateboard Club (MSSC), Sumbawa Barat, NTB, Indonesia ) mengadakan Upacara Bendera tidak lain hanya untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme dalam diri kita.

Jaman kita masih kecil dulu, setiap kali tanggal 17 Agustus, kita diwajibkan untuk mengikuti upacara bendera di lapangan sekolah. Teman-teman ada yang ditugaskan untuk menjadi pembawa bendera, instruktur upacara, protokoler, sampai ke dirigen. Nggak hanya saat itu, bahkan tidak jarang kantor tempat kita
bekerja mewajibkan kita untuk mengikuti serangkaian upacara bendera untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme dalam diri kita.

Panitia HUT RI Ke 68 (MSSC) Sumbawa Barat
Tapi upacara kali ini kawan – kawan dari MSSC tidak melakukan kegiatannya di darat, melainkan terapung di laut menggunakan papan surfing. Mengadakan upacara di lapangan terbuka adalah hal yang biasa kita saksikan, bahkan kita ikuti. Namun mengadakan upacara dengan mengapung di air adalah hal baru dan unik.



Selain dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-68 kemerdekaan Republik Indonesia, ini kami adakan juga kegiatan bersih pantai dan pemulihan berkala terumbu karang kami yang terhampar luas di pantai Pasir Putih Maluk yang selama ini tempat kami bermain dan bekerja. Sebagai wujud kemerdekaan kami semua kegiatan kami lakukan dengan hati ikhlas demi kebahagian semua. Merdeka…




Usai Bersih Pantai (MSSC)
Raden Ipunk yang juga bertindak sebagai inspektur upacara mengatakan, semua kegiatan yang kami lakukan murni keluar dari sanubari yang dalam, wujut kecintaan kami dan rasa terimakasih yang mendalam kepada semu pejuang yang hingga saat ini kami masih berdiri ditanah kami yang tercinta, yang memiliki kekayaan alam yang tiada bandingnya, kami bersukur atas semua Rahmat Allah SWT yang kami terima sekarang, tugaskamilah sekarang turut menjaga dan melestarikannya, sebagai wujut dan bakti kami pada bangsa dan anak cucu kami kelak, Merdeka…



Bersih Pantai (MSSC)
Bagi yang hobi Surfing, berupacara di pantai terindah di Sumbawa Barat ini menjadi agenda tahunan, kita tidak hanya mengikuti upacara bendera seperti yang biasa kita lakukan pada umumnya. Disini, kita akan disuguhkan oleh pemandangan maha cantik pantai yang berselimut ombak putih. Hal menarik lainnya mengenai upacara ini adalah, kita harus berjuang bersama mrnjaga dan melestarikan keindahan pantai beserta isinya, hal yang tidak mudah butuh waktu dan pengabdian yang panjang, 


Momen ini juga kami gunakan sebagai pencanangan Pantai Bersih di Kabupaten Sumbawa Barat, dengan pengolahan sampah pantai terpadu dan mandiri yaitu semua sampah basah digunakan sebagai kompos dan biogas, adapun sampah kering menjadi bahan kerajinan. Sehingga menjadi pantai yang merdeka dari sampah yang selalu indah mempesona. Merdeka...


”Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Bekerja Keras untuk Kemajuan Bersama, Kita Tingkatkan Pemerataan Pembangunan untuk Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

PENYU ( tukik )









SURFING MALUK Sumbawa Barat , Keindahan kenangan akan keramahan pantai pasir putih maluk sumbawa barat saat ini terancam menjadi kenangan. Kelangsungnya populasi penyu terancam oleh maraknya perburuan telur penyu di pesisir pantai Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Bahkan, untuk mendapatkan telur, para pemburu tak segan membunuh satwa dilindungi tersebut.


 
Secara geografis, wilayah pesisir pantai Maluk terletak di sebelah utara Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Pesisir pantai yang panjangnya mencapai 3 kilometer ini, 1 kilometer di antaranya merupakan habitat peneluran bagi penyu Hijau (Chelonia Mydas) dan Penyu sisik (Eretmochelys Imbricate).
Kondisi tersebut menjadikan Pantai Maluk menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia sebagai habitat peneluran penyu. Namun belum ada penetapan zonasi sebagai kawasan konservasi oleh pemda setempat.

  




Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, sedikitnya ditemukan 10 penyu yang mati mengenaskan. Itu yang terdata, bisa saja jumlahnya lebih dari itu. Cangkangnya terbelah, dan membusuk dipinggir pantai, sementara telurnya raib diambil pemburu. 


 
Padahal kami sebagai warga sangat berharap pemerintah bisa bekerja sama memberantas perburuan ini. Kalau pemerintah hanya menjanjikan siap membantu, kami tidak perlu itu, kami ingin bukti nyata. Kami ingin mereka (pemerintah) juga turun langsung membantu di lapangan," ujar pria yang akrab di sapa Paman Lan tersebut.